Sejarah Sulawesi Barat, Provinsi Seribu Sungai

 

Kota Mamuju, Sulawesi Barat

Wilayah Sulawesi Barat dulunya terdiri dari 14 kerajaan yang dibuktikan dengan adanya artefak dalam maupun luar di bekas afdeling Mandar. Pada sekitar abad ke-18 kerajaan-kerajaan itu menggelar pertemuan resmi antara semua kerajaan yang ada di Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga di daerah Kabupaten Polewali Mandar, itu menjadi pertemuan terakhir antara kerajaan di Mandar, sampai masuknya Belanda pada tahun 1904 .

Dalam pertemuan itu muncul kesepakatan untuk konsekuensi persatuan Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga dalam satu kesatuan budaya dan suku dengan sebutan Mandar.  Agama Islam di Mandar pertama kali masuk saat Pemerintahan Daeta Muane Maradia rajia  keempat Balanipa yang dibawa oleh Abdurrahim Kamaludin, namun tahun yang menyatakan kapan masuknya Islam di Mandar masih belum pasti dan hanya diperkirakan antara 1610 - 16 20 pada masa Raja Tommuane,  agama Islam diterima sebagai agama kerajaan.

Kerajaan Balanpia di Mandar (sumber : https://www.dictio.id)


Kemudian Belanda mulai menguasai kerajaan Balanipa sejak tahun 1906, seperti disebut dalam Buku Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat.  Sejak saat itu juga Balanipa menjadi bagian dari administrasi Pemerintahan Afdeling Mandar,  Belanda membagi wilayah Sulawesi bagian barat menjadi empat wilayah aktif yaitu Majene,  Mamuju, Polewali dan Mamasa .

Setelah Hindia Belanda kalah dalam Perang Pasifik,  Jepang mulai memasuki wilayah Mandar pada tahun 1942,  awalnya kedatangan Jepang disambut oleh beberapa tokoh dan rakyat karena dianggap sebagai pembebas dari belenggu Belanda, tapi ternyata sikap baik Jepang hanya propaganda untuk mendapatkan dukungan rakyat. Karena setelah itu Jepang bertindak semena-mena dan memaksa rakyat jadi Romusha, selama penjajahan Jepang terjadi sebuah bentrokan fisik antara rakyat Balanipa dengan tentara Jepang karena penolakan membayar pajak.Kemudian ketika Jepang kalah dari pasukan sekutu dan Indonesia menyatakan kemerdekaan pada tahun 1945.  

Keempat wilayah administratif tadi Majene Mamuju Polewali dan Mamasa diintegrasikan ke dalam provinsi di Sulawesi keputusan itu berdasarkan hasil Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI ke-II di Jakarta pada 11 Agustus 1945. Usul pembentukan Provinsi Sulawesi Barat pun mulai digodok pada tahun 1960 oleh beberapa tokoh loka.l Mereka kemudian mendeklarasikan usulan tersebut pada tahun 1961.

Hal itu berangkat dari fakta bahwa letaknya yang jauh dari Makassar sehingga sering diabaikan belum lagi menilik kenyataan bahwa letaknya terisolir akibat dikelilingi pegunungan.  Selama Orde Lama,  pembentukan Provinsi Sulawesi Barat belum terkabul. Ketika zaman Orde Baru pada tahun 1967 para tokoh terus mengusahakan terbentuknya Sulbar namun selama 32 tahun berkuasa Presiden Soeharto hanya membentuk dua provinsi baru yaitu Bengkulu dan Timor Timur yang kemudian berpisah dari Indonesia menjadi negara Timor Leste.

Memasuki masa reformasi pembentukan Provinsi Sulawesi Barat mulai menunjukkan titik terang pada tahun 2001 para anggota DPR asal Sulbar berinisiatif membentuk rancangan Undang-Undang Sulbar dan Panitia Khusus Sulbar dibentuk pada Januari 2013 yang telah melalui sejumlah rapat. Pembahasan oleh panitia khusus DPR RI,  maka pada 5 Oktober  2004 diputuskan bahwa 5 (lima) Kabupaten di Tanah Mandar saat itu menjadi Provinsi Baru bernama Sulawesi Barat. Keputusan itu dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Daerah Sulawesi Barat yang ditandatangani oleh Presiden Megawat,i. Selain dikenal sebagai penghasil Kakao, Sulawesi Barat juga kaya akan potensi wisata alam dan budaya dengan total mencapai 172 objek wisata.

Beberapa diantaranya yang terkenal adalah Pantai Dato,  Pulau Pasir Putih, Gusung Toraja dan Wisata Mangrove.

Post a Comment for "Sejarah Sulawesi Barat, Provinsi Seribu Sungai"