WANUA BUTTU CIPPING/ RUMAH ADAT BUTTU CIPPING

 

Rumah Adat Buttu Ciping

Tinambung, Hari ini saya hanya bisa menatap layar kaca seukuran tangan saya . Menyaksikan foto dan video begitu antusiasnya masyarakat menikmati "publik akses" yang baru. Ruman Adat Buttu Ciping, dimana saat memulainya begitu sulitnya publik akses itu dibangun.

Waktu berputar dan bergulir , kami yg terhujat pada saat itu hanya bisa mengelus dada, seakan kami ini salah meninggalkan Akkeada . Bahkan O-diada, O-dibiasa.

 

Nasib dan takdir tidak dapat dihindarkan dibangun dengan rasa pengabdian kepada wanua. Dalam hanya sepuluh bulan. Boyang kaiyyang  (Rumah Besar) di Buttu Ciping Kecamantan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar  sebagai bagian dari zona /kawasan budaya dibangun dengan kerja keras yg tiada hentinya. Kawasan yangg dahulunya ditakuti karena diasumsi sebagai kerajaan setan, sekarang berubah tampilan.

Kerja keras lebih dari 150 tukang kayu dengan lebih dari 1500 batang kelapa yang berumur diatas rata-rata 40 tahun dibangun selama 10 bulan bahkan jeda 3 bulan, sehingga total pembangunan hanya 7 bulan. Kami Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat yang kemudian menyatu dalam bangunan tersebut hanya kemudian menjadi bagian darinya.

Dokumentasi Aksi Perjuangan Taman Budaya

 Amanah Pak Gubernur Ali Baal untuk menjadikan kawasan di sebagai legacy terbangun dengan semangat juang tampa henti, seakan ini adalah puncak dari sejarah kemerdekaan sebuah konfederasi Pitu Babana Binanga dan Pitu Ulunna Salu.

Kami berjuang membangunnya, ditengah berbagai kesulitan Pandemi Covid-19 dan Gempa 6.2 R yang melanda Mamuju dan Majene sehingga terasa lengkaplah cobaan ini.

 Tidak ada satupun orang yg melihatnya ketika itu………….

Tidak ada satupun orang yg mengapresiasinya saat itu……….

Itu hanyalah satu bangunan yg dibangun ditengah hutan tempat para dedemit berkumpul dan berpesta . Namun kini dedemit pun harus mundur dan tidak lagi berpesta di tempat itu. Buttu Ciping adalah sejarah panjang perjuangan Passemandarang. Dari atas bukit itu Tammajarra yang merupakan rumah bagi Para Mara’dia terlihat dengan jelas.

Buttu Ciping adalah tempat dimana perjuangan melawan ketidakadilan Penjajah VOC hadir ditanah mandar, disana Assitalliang terjadi. Perjanjian membangun sebuah bangsa yg merdeka dan bangsa yg berdiri diatas kaki sendiri hadir. Sejak awal abad ke 12 hingga saat ini begitu banyak terukir sejarah di lokasi tersebut . Begitu banyaknya mayat yangg berada di puncaknya menjadikannya sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa yg mencari jati dirinya. Tempat ini bukan kuburan tempat ini adalah sejarah bagaimana sebuah bangsa berjuang untuk kemerdekaannya.

Assitalliang yg telah diikatkan erat Papuangan Dipojosang dan  I Manyambungi Todilaling masih terdengar bergemuruh mengangkat seseorang dalam derajatnya sebagai Mara’dia di Tanah Mandar.  Membangun Persekutuan, didasari atas Dasar Persamaan Hak dan Kewajiban. Persamaan Visi, akan sebuah kehidupan yg lebih Baik , Maju dan Malabbi' .

Inilah awal segalanya, persaudaraan dalam kesetaraan menjadikan kedua tokoh utama Assitalliang menjadi pahlawan utama pembentukan  Rerajaan  Balanipa yg merupakan induk dari kerjaan kerajaan lainnya diranah Mandar . 

Ruma Adat Buttu Ciping Tampak dari Depan

 Terbentang antara paku hingga ke suremana inilah yg dinyatakan dengan sebutan kata Pitu Babana Binanga dan Pitu Ulunna Salu .

Perwujudan itu nampak kembali tanggal 22-9-2003 ketika naskah pemberian hak otonomi kembali dilahirkan di tanah yg sama diranah Sulawesi Barat . Persekutuan antara Para Tomakaka dan Para Papuangan kemudian dinyatakan  dengan Konfederasi Mandar, kini telah berubah wujud menjadi Propinsi Sulawesi Barat, salah satu Provinsi yg masih sangat muda dan dimasa mudanya ia mampu untuk bergerak dengan gesit, kuat, berani, penuh dengan perhitungan .

Provinsi ini kemudian berdiri penuh perjuangan rakyatnya yg saling mendukung dan percaya dengan otonomi yang mereka deklarasikan akan berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyatnya .

Bangsa yg besar tidak lahir dari semangat perjuangan kecil . Bangsa yg besar adalah bangsa yg mengorbankan pikiran, Waktu, semangat, dana untuk bisa memberikan yg terbaik untuk bangsanya . 

Sumber : Facebook Gufran Darma

 

Post a Comment for "WANUA BUTTU CIPPING/ RUMAH ADAT BUTTU CIPPING"